Tentang laki laki dan perempuan dalam persepektif islam

Rabu, 25 April 2012 | komentar (1)

Allah SWT berfirman:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang pria dan seorang wanita
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenalmengenal."
(Al Hujurat: 13)
"Hai manusia apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Rabbmu
Yang Maha Pemurah." (Al Infithar: 6)
"Binasalah manusia, alangkah amat kekafirannya, dari apakah Allah menciptakannya, dari
setetes mani Allah SWT menciptakannya lalu menentukannya." ('Abasa: 17-19)
Allah SWT menyerukan kepada segenap umat manusia dengan berbagai macam taklif.
Manusia telah dijadikan-Nya sebagai sasaran khithab dan taklif. Kepada manusialah Allah SWT
menurunkan syari'at-Nya, membangkitkan dan menghisab amal perbuatannya. Surga dan Neraka
diciptakan juga untuk manusia. Jadi, Allah SWT telah menjadikan manusia, bukan hanya kepada
pria atau wanita saja, sebagai tempat melaksanakan berbagai macam taklif.
Allah SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita dengan suatu fitrah yang khas
yang berbeda dengan makhluk binatang. Wanita adalah seorang manusia seperti halnya dengan
seorang pria, kedua-duanya tidak dapat dibedakan dari sisi tabi'atnya sebagai manusia. Yang satu
tidak melebihi yang lainnya dalam hal ini. Allah SWT telah mempersiapkan kedua-duanya untuk
mengarungi kancah kehidupan dunia dengan batas-batas tabi'at manusia. Pria dan wanita telah
ditakdirkan untuk hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Allah SWT juga telah menetapkan
bahwa kelangsungan keturunan manusia bergantung pada pergaulan kedua lawan jenis tersebut,
selain keberadaan kedua-duanya pada setiap masyarakat.
Oleh karena itu kedua-duanya harus sama dipandang sebagai manusia yang lengkap dengan segala
kelebihan yang dimilikinya dan segala kemampuan yang mendukung hidupnya. Dalam hal ini, Allah
SWT telah menciptakan pada masing-masing keduanya sebuah potensi dinamis, yaitu kebutuhan
jasmani seperti rasa lapar, dahaga atau buang hajat; dan berbagai potensi naluriah, seperti naluri
memper- tahankan hidup, naluri melestarikan keturunan, dan naluri beragama. Dan ternyata,
kebutuhan jasmani maupun naluri ini ada pada masing-masing jenis kelamin. Allah SWT juga
menjadikan pada diri keduanya kekuatan berpikir. Sebab, akal yang ada pada seorang pria ternyata
ada pula pada wanita, karena Allah SWT memang menciptakan akal untuk manusia, bukan hanya
untuk untuk pria atau hanya untuk wanita.
Hanya saja sekalipun naluri melestarikan keturunan/biologis bisa dipenuhi oleh seseorang
dengan sesama jenisnya --pria dengan pria atau wanita dengan wanita, bisa pula dipenuhi dengan
binatang atau dengan sarana-sarana lain, akan tetapi cara demikian tidak akan mungkin
mengantarkan kepada tujuan yang telah ditentukan Allah SWT, yang tidak lain hanya satu cara
yaitu pemenuhan oleh seorang pria dengan wanita dan sebaliknya. Oleh karena itu, hubungan priawanita
dan sebaliknya dalam hubungannya dengan naluri, tidak lain merupakan hubungan yang
bersifat alami dan bukan hal yang aneh. Bahkan dapat dikatakan sebagai hubungan dasar yang
dapat mewujudkan tujuan penciptaan naluri ini, yaitu melestarikan keturunan manusia. Maka kalau
dua lawan jenis pria-wanita ini saling berhubungan adalah suatu hal yang alami, bukan suatu hal
yang aneh. Bahkan merupakan keharusan demi keberlangsungan keturunan manusia. Namun
demikian melepaskan kendali naluri ini dengan bebas adalah tindakan yang sangat memba- hayakan
bagi diri manusia dan kehidupan bermasyarakat. Sebab, tujuan dijadi- kannya naluri ini tiada lain
untuk melahirkan anak demi melestarikan keturunan. Oleh karena itu pandangan terhadap naluri ini
harus difokuskan pada tujuan adanya naluri ini pada diri manusia, yaitu untuk melestarikan
keturunan, sehingga dalam hal ini tidak ada perbedaan antara pria ataupun wanita.
Sedangkan kenikmatan dan rasa lezat yang diperoleh dari pemenuhan naluri ini, adalah suatu
hal yang bersifat alami dan lazim baik oleh pelakunya diperhatikan atau tidak. Oleh karena itu,
tidak benar bila dikatakan bahwa rasa lezat dan nikmat harus dijauhkan dari naluri melestearikan
keturunan. Karena rasa lezat dan nikmat ini memang tidak berasal dari pemahaman seseorang,
melainkan merupakan proses yang alami dan lazim. Rasa ini juga tidak bisa dihilangkan, karena
menghilangkan- nya adalah mustahil. Sesungguhnya pandangan terhadap rasa nikmat itu berasal
dari pemahaman manusia terhadap pemenuhan naluri dan tujuan diciptakannya. Dari sinilah
seharusnya manusia memiliki pemahaman tertentu mengenai naluri melestarikan jenis manusia dan
tujuan diciptakannya dalam diri manusia. Hal ini akan membentuk pemahaman yang khas mengenai
naluri melestarikan jenis yang telah Allah SWT ciptakan dalam diri manusia, yaitu dengan
membatasi hubungan pria dengan wanita atau sebaliknya. Disamping itu akan terbentuk pula
pemahaman khas terhadap hubungan pria dan wanita, yaitu hubungan antara dua lawan jenis lakilaki
dan perempuan, atau hubungan seksual, sehingga akan mengarah kepada tujuan penciptaan
naluri ini, yaitu melestarikan keturunan. Pandangan seperti inilah yang dapat mewujudkan
pemenuhan naluri melestarikan keturunan, sekaligus mampu mewujudkan tujuan penciptaan naluri
ini, serta mampu mewujudkan ketenteraman bagi masyarakat yang mengambil dan memiliki
pandangan yang khas ini.
Selain itu, pandangan masyarakat terhadap hubungan antara dua lawan jenis, yaitu hubungan
biologis pria dan wanita, sebagai hubungan untuk meraih kenik- matan dan kelezatan semata-mata,
harus diubah menjadi pandangan yang menganggap hubungan ini sebagai sesuatu yang alami dan
pasti pada saat pemenu- han naluri ini; serta mengubah pandangan itu hanya terfokus kepada tujuan
penciptaan naluri tersebut. Pandangan seperti inilah yang mampu mempertahankan naluri biologis
dan menempatkannya sesuai dengan tujuan yang benar serta akan memberikan kesempatan pada
manusia untuk melaksanakan segala aktivitasnya dan menyelesaikan segala urusannya yang dapat
mendatangkan kebagiaan bagi dirinya. Karena itulah setiap orang mau tidak mau harus memiliki
pemahaman terhadap pemenuhan naluri melestarikan jenis serta tujuan penciptaan naluri tersebut.
Pada tingkat masyarakat, mau tidak mau harus ada suatu peraturan yang dapat menghapuskan pada
diri manusia pandangan yang keliru terhadap hubungan lawan jenis dan menganggapnya sebagai
satu-satunya perkara yang harus diperhatikan, dan peratuan tersebut mampu mempertahankan
hubungan yang saling membantu antara pria dan wanita. Sebab, tidak akan tercapai kemaslahatan
apapun pada jama'ah kecuali dengan kerjasama harmonis antara pria dan wanita, sebab diantara
keduanya terdapat sifat-sifat sayang menyayangi.
Oleh karena itu harus ditekankan upaya mengubah pandangan masyarakat terhadap
hubungan pria-wanita secara menyeluruh sehingga mampu menepiskan pemahaman yang sematamata
bertumpu pada hubungan biologis/seksual. Kemudian menjadikannya sebagai sesuatu yang
alami dan lazim pada saat pemenuhan, sehingga dapat menghapus pemahaman yang membatasi
hubungan itu sebagai hubungan yang bertumpu pada kenikmatan dan kelezatan semata. Juga
menjadikannya sebagai pemahaman yang ditujukan demi kemaslahatan bersama, bukan dilihat dari
sisi jenis kelamin masing-masing. Pandangan ini harus selalu disandarkan pada ketaqwaan kepada
Allah SWT, bukan untuk mencari kenikmatan dan menuruti syahwat. Jadi, pandangan tersebut
adalah pandangan yang tidak menginkari adanya kenikmatan dan kelezatan hubungan seksual,
namun menjadikannya sebagai suatu bentuk kenikmatan yang dibenarkan syara', mampu
mewujudkan keturunan dan selaras dengan cita-cita luhur seorang muslim, yaitu mendapatkan
keridlaan Allah SWT.
Ayat-ayat Al Qur'an sangat memperhatikan hubungan suami-isteri, yakni pada tujuan
penciptaan naluri melanjutkan keturunan. Ayat-ayat tersebut menjelas- kan bahwa pada dasarnya
naluri melestarikan keturunan diciptakan untuk hidup berpasangan sebagai suami isteri, sekaligus
melanjutkan keturunan. Dengan kata lain naluri biologis ini semata-mata diciptakan Allah SWT
untuk dinikmati oleh pasangan suami-isteri. Ayat-ayat Al-Qur'an menjelaskan hal-hal demikian
dengan berbagai cara dan makna yang beragam agar pandangan masyarakat terhadap hubungan
pria dan wanita menjadi pemahaman unik terhadap kehidupan suami- isteri yang bukan hanya
didasarkan pada hubungan seksual semata. Allah SWT berfirman:
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak..." (An Nisa: 1)
"Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan
isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu
mengandung kandungan yang ringan dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah,
Tuhannya seraya berkata: 'Sesungguhnya jika Engkau memberikan kami anak yang shaleh,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur'." (Al A'raf: 189)
"(Dan) Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu..." (An Nahl: 72)
"(Dan) Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikannya diantara kamu rasa kasih dan sayang." (Ar Rum: 21).
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan..." (Asy-syura: 11)
"(Dan) Bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan. Dari air
mani apabila dipancarkan." (An Najm: 45-46)
"(Dan) Kami jadikan kamu berpasang-pasangan." (An Naba: 8)
Ayat-ayat tersebut menggambarkan betapa Allah SWT sangat menekankan penciptaan lakilaki
dan perempuan sebagai makhluk yang saling berpasangan. Dan hal ini diulang-ulang sehingga
menjadikan pandangan terhadap hubungan pria dan wanita bertumpu pada pasangan suami-isteri,
yaitu untuk melahirkan anak demi melanjutkan keturunan.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

25 April 2012 pukul 00.38

subhanallah...

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. RG UG MUALLIMIEN 67 BENDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger